JANGAN khawatir, pria yang melakukan vaksetomi tidak akan meningkat kemungkinan terkena risiko kanker prostat. Meskipun prosedur vaksetomi sudah dilakukan 25 tahun sekalipun, tetap saja kemungkinan terkena kanker prostat akan kecil. Begitu yang dikemukakan peneliti Selandia Baru. “Vaksetomi tetap menjadi salah satu metode kontrasepsi yang paling aman dan paling efektif. Dan kekhawatiran yang dulu biasanya muncul berkaitan dengan akan berkembangnya kanker prostat usai operasi vaksetomi nampaknya bisa dihilangkan,” kata Dr Brian Cox dari Universitas Otago di Dunedin. Dengan adanya hasil penelitian ini akan mempermudah para dokter memberikan saran pasiennya agar menjalankan vaksetomi. Setidak-tidaknya mereka bisa memberi gambaran tentang untung ruginya menjalani proses ini, kata Cox menambahkan. Saat menjalani vaksetomi, ahli bedah memotong sebagian kecil dari vas deferens atau tabung yang membawa sperma dari testis. Nah, bagian ujung yang terbuka itu lalu ditutup. Kekhawatiran tentang munculnya kanker prostat pasca operasi vaksetomi terjadi di awal tahun 1990an. Pada waktu itu dua penelitian besar menemukan bahwa pria yang menjalani vaksetomi kemungkinan akan menderita kanker prostat, terutama 20 tahun atau lebih pasca pelaksanaan vaksetomi itu. Ketika itu tidak ada penjelasan biologi yang pasti mengenai tingginya risiko kanker prostat yang mungkin akan terjadi. Namun sejak itu, beberapa penelitian nampaknya tidak pernah bisa menjelaskan kaitan antara vaksetomi dan kanker prostat. Selandia Baru, yang memiliki tingkat vaksetomi terbesar dan data mengenai kanker terbaru memberikan alasan bagi peneliti dalam kondisi yang ideal untuk menjalanan penelitian mencari kemungkinan hubungan yang ada. Para peneliti membandingkan 923 pria berusia 40 sampai 74 tahun yang menderita kanker prostat dengan kelompok pengontrol yang terdiri dari 1.224 pria yang tidak kena kanker prostat. Nampaknya tidak ada perbedaan antara pria yang menjalani vaksetomi dan yang tidak dalam kaitannya dengan kanker prostat. Keduanya mungkin saja terdiagnosa kanker prostat dalam waktu yang bersamaan. Cox melaporkan penelitian itu dalam jurnal The Journal of the American Medical Association. “Bahkan pria yang telah menjalani vaksetomi 25 tahun atau lebih tidak berisiko tinggi mengalami kanker prostat,” kata Cox menambahkan.
Para peneliti mengkaitkan beberapa faktor yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian ini, termasuk klas sosial, wilayah geografis, agama dan sejarah kanker prostat dalam keluarga. Tetapi tetap saja tidak ada hubungan antara vaksetomi dan kanker prostat.(sm)
Kanker Prostat Bukan Karena Vaksetomi!
Mei 23, 2007 oleh seksfile
Iklan
Tinggalkan Balasan