Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Prostat’ Category

Tahukah Anda? Angka kejadian keganasan pada kelenjar prostat dari tahun ke tahun kini semakin meningkat. Tak heran bila kanker prostat menjadi salah satu penyakit yang seringkali ditakuti oleh kaum pria. Umumnya kanker prostat menyerang pria yang berusia lebih dari 50 tahun. Penyebab pasti dari kanker prostat sebenarnya masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko untuk terjadinya keganasan pada kelenjar protat. Contohnya yaitu pola makan yang tinggi lemak, pembesaran prostat jinak, infeksi virus yang ditularkan melalui hubungan intim, dan riwayat kanker prostat dalam keluarga.Pada tahap awal, kanker prostat umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun ada beberapa gejala atau keluhan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1.       Sering buang air kecil, terutama pada malam hari

2.       Buang air kecil harus mengejan

3.       Sulit menahan buang air kecil

4.       Tidak dapat buang air kecil sama sekali

5.       Buang air kecil terasa sakit atau panas

6.       Terdapat darah dalam air seni dan air mani

7.       Terasa sakit saat ejakulasi  

8.       Timbul rasa nyeri atau kaku di daerah bokong, panggul, dan pangkal paha

Untuk mengetahui adanya kanker prostat sejak dini, pria yang berusia lebih dari 40 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara teratur, paling tidak setahun sekali. Pemeriksaan itu berupa pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG kelenjar prostat, dan pemeriksaan kadar Prostate Specific Antigen (PSA) dalam darah.

Read Full Post »

JANGAN khawatir, pria yang melakukan vaksetomi tidak akan meningkat kemungkinan terkena risiko kanker prostat. Meskipun prosedur vaksetomi sudah dilakukan 25 tahun sekalipun, tetap saja kemungkinan terkena kanker prostat akan kecil. Begitu yang dikemukakan peneliti Selandia Baru. “Vaksetomi tetap menjadi salah satu metode kontrasepsi yang paling aman dan paling efektif. Dan kekhawatiran yang dulu biasanya muncul berkaitan dengan akan berkembangnya kanker prostat usai operasi vaksetomi nampaknya bisa dihilangkan,” kata Dr Brian Cox dari Universitas Otago di Dunedin. Dengan adanya hasil penelitian ini akan mempermudah para dokter memberikan saran pasiennya agar menjalankan vaksetomi. Setidak-tidaknya mereka bisa memberi gambaran tentang untung ruginya menjalani proses ini, kata Cox menambahkan. Saat menjalani vaksetomi, ahli bedah memotong sebagian kecil dari vas deferens atau tabung yang membawa sperma dari testis. Nah, bagian ujung yang terbuka itu lalu ditutup. Kekhawatiran tentang munculnya kanker prostat pasca operasi vaksetomi terjadi di awal tahun 1990an. Pada waktu itu dua penelitian besar menemukan bahwa pria yang menjalani vaksetomi kemungkinan akan menderita kanker prostat, terutama 20 tahun atau lebih pasca pelaksanaan vaksetomi itu. Ketika itu tidak ada penjelasan biologi yang pasti mengenai tingginya risiko kanker prostat yang mungkin akan terjadi. Namun sejak itu, beberapa penelitian nampaknya tidak pernah bisa menjelaskan kaitan antara vaksetomi dan kanker prostat. Selandia Baru, yang memiliki tingkat vaksetomi terbesar dan data mengenai kanker terbaru memberikan alasan bagi peneliti dalam kondisi yang ideal untuk menjalanan penelitian mencari kemungkinan hubungan yang ada. Para peneliti membandingkan 923 pria berusia 40 sampai 74 tahun yang menderita kanker prostat dengan kelompok pengontrol yang terdiri dari 1.224 pria yang tidak kena kanker prostat. Nampaknya tidak ada perbedaan antara pria yang menjalani vaksetomi dan yang tidak dalam kaitannya dengan kanker prostat. Keduanya mungkin saja terdiagnosa kanker prostat dalam waktu yang bersamaan. Cox melaporkan penelitian itu dalam jurnal The Journal of the American Medical Association. “Bahkan pria yang telah menjalani vaksetomi 25 tahun atau lebih tidak berisiko tinggi mengalami kanker prostat,” kata Cox menambahkan.
Para peneliti mengkaitkan beberapa faktor yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian ini, termasuk klas sosial, wilayah geografis, agama dan sejarah kanker prostat dalam keluarga. Tetapi tetap saja tidak ada hubungan antara vaksetomi dan kanker prostat.(sm)

Read Full Post »